Puisi: Sajak Penindasan

Sajak Penindasan

Ssssst..
Ada suara gemuruh tembok-tembok runtuh
Ada suara ledakan amarah-amarah kekuasaan
Ada suara getaran nafsu-nafsu kerakusan
Ada pula suara cacian sabda-sabda kebiadaban
Semua itu atas nama pembangunan.

Ada suara tangisan yang disebabkan oleh puing-puing reruntuhan
Ada suara ketidakberdayaan yang disebabkan oleh kekuasaan
Ada pula suara kegeraman yang disebabkan oleh sabda-sabda kebiadaban
Semua itu atas nama peradaban.

Oh.. Pembangunan macam apa yang
mereka gandrungi?
Rakyat kecil diusir pergi dari sarangnya, penguasanya tak pernah peduli terhadap kesengsaraannya.

Tuhan.. Peradaban macam apa yang mereka ingini?
Rakyat kecil hanya dieksploitasi, penguasanya asyik mendendangkan lagu-lagu spekulasi.

Bangsa ini telah merdeka, Kawan!!
Tapi lihatlah mereka..
Terbuang dari tanahnya sendiri, tertindas di Bangsanya sendiri, dan ditindas oleh Tuannya sendiri.
Lalu, apa arti Kemerdekaan bagi mereka?

Wahai engkau Sang fir’aun-fir’aun
kontemporer..
Mereka yang dibuang olehmu, juga punya hak hidup damai dan mati tenang diatas tanah ini.
Tanah yg menghadirkan mereka dari ketiadaan menuju ketiadaan.

Oleh: F Kalimosodo
Bondowoso, 09 04 2016.

0 Response to Puisi: Sajak Penindasan

Posting Komentar

Terima kasih Anda telah berkomentar.