Puisi: Sya'ir Untuk Bidadari

bidadari

Aku lelah menjadi Maha Guru, sebab aku tidak bisa berpura-pura seperti Sang Resi Suci ataupun Pendeta Agung yang Arif dan Bijaksana selalu. Aku juga menyerah kau anggap aku sebagai Saudara laki-lakimu, layaknya seorang Kakak yang berpura-pura tuk jadi Pelindungmu dan mengayomimu selalu. Dan aku juga lelah untuk selalu berpura-pura tidak kecewa saat kau mengecewakanku. Begitupun juga aku terlalu lelah untuk berpura-pura tidak menderita karenamu.

Dan akhirnya kumengerti, ku telah menyerah untuk berpura-pura tidak bahagia dan merasa damai saat kau ada di dekatku atau risau dan cemas saat kau jauh dariku. Karena dirimu telah bermain-main di hatiku, dan itulah yang kumaksud dengan “MAIN HATI”. Kau telah berkuasa memainkan hatiku sesuka yang kau kehendaki, sebab aku telah merasakan desiran angin cinta di dadaku.

Aku ingin jadi KEKASIHMU dan kelak, aku ingin jadi IMAM bagimu. Aku sadar, aku adalah lelaki yang berkekurangan, dan kumenyadari aku tidaklah sempurna sebagai seorang manusia, tapi aku juga Makhluk Tuhan yang berhak mendapatkan cinta, mencintai dan menderita oleh cinta, sebab cinta adalah Makhluk Tuhan yang sempurna.

Ku tak peduli milik siapakah dirimu, karna yang kutahu dirimu hanyalah milik Tuhanku. Penguasa Jagad Raya dan Pemilik Semesta Alam, entohpun kusadari akan terasa sakit bila ternyata kau telah bermakmum pada selain diriku. Bila ada sedikit ruang di hatimu, biarlah aku menjadi Sang Kaisar yang mencipta Istana TajMahal cintaku untukmu. Sebab, bagaimana seorang Kaisar bertahta di atas Singgasana Raja tanpa Sang Permaisuri mendampinginya. Sebab, bagaimana Sang Kaisar mendidik Pangeran Kecilnya tanpa seorang Bunda yang lembut nan penuh kasih yang mengasuhnya.

Biarlah aku menjadi Pahlawan Tangguh sebesar Nama-nama Napoleon, Julius Cesar bahkan Alexander Agung dengan Wanita Agung di sisinya. Namun semuanya seperti ada di dunia khayalan Negeri Antah Berantah, karena diriku adalah lelaki yang tidak bisa menjanjikan apapun untukmu. Pun, seandainya kuberjanji, bagaimana bisa kujanjikan harta berlimpah dari seisi dunia, sedangkan dunia dan seisinya hanyalah milik Tuhanku dan aku lemah untuk bisa merampas dari-Nya.

Bagaimana juga bila aku berjanji untuk menyediakan kesenangan dan kebahagiaan dari segala penjuru angin, sementara Dialah Sang Pemilik Jiwa dari hati yang resah dan penuh gelisah. Aku hanya bisa mengajakmu tuk merengkuh Keabadian yaitu Al-Haq, sebab disanalah kan kita temui segala sesuatu yang tidak bisa kujanjikan padamu.

Tak usahlah dirimu banyak bertanya kenapa kucinta. Bagiku kau adalah Sang Bidadari yang diutus Tuhan untukku, dan kupercaya itu. Dari sorot tatap matamu, kulihat pintu firdaus mengucap salam untukku. Dari semerbak wangi tubuhmu, kuhirup aroma kasturi surgawi melintas di rongga pernafasanku. Dan dari elok paras cantikmu, kusaksikan seluruh Malaikat bertasbih dengan tarian sufi cinta Ar-Rumi pertanda ketakjuban yang bergemuruh hingga langit ke tujuh.

Kau hadir kala aku sedang lemah dan tersungkur saat semua Makhluk mencibirku karna ketidakberdayaanku namun kau menyemangatiku. Kau datang kala ku sedang gundah dan terhina saat dunia sangsi dan menertawakanku sebab masa kelamku lalu kau mempercayaiku.

Tidaklah begitu penting bagiku untuk mengetahui sisi lemahmu dan seburuk apa dirimu, sebab cinta itu buta. Dan ini semua hanyalah sajak-sajak Penggembala yang tidak pandai merajuk dan merayu selihai Sang Pujangga yang dimabuk ilusi cinta. Tidak pula sya’ir-sya’ir dari para Maestro yang mampu menyihir kebanyakan manusia dari karya monumental Sang Rendra, Khoiril Anwar ataupun Si Clurit Emas, melainkan ini hanyalah jeritan pilu dari ekspresi cinta seorang anak manusia yang selalu mengembara dan menjelajah kebenaran termasuk cinta di dalamnya.

Bila kau ragu dan masih bertanya siapakah diriku yang sebenar-benarnya, maka katakanlah, aku bukanlah perayu itu, pun juga bukan pujangga itu. Aku hanyalah Penegak Keadilan dan bersamamu aku menjadi tegak, dan aku bukanlah penyair itu, pun juga bukanlah Sang Resi. Aku hanyalah Pejuang Kebenaran dan besamamu aku merasa benar. Oleh karena, semua hal itu adalah Titah Tuhan maka ku tak peduli apapun pendapatmu tentangku. Yang jelas dan pasti, aku hanyalah seorang Hamba sebagaimana Bidadari yang berhak mendapatkan cinta, mencintai dan beroleh kebahagian dan juga menderita karena cinta.

The Love Masterpiece of
Indra Setiawan

0 Response to Puisi: Sya'ir Untuk Bidadari

Posting Komentar

Terima kasih Anda telah berkomentar.